KETIK, SURABAYA – Dosen S1 Gizi Unusa Farah Nuriannisa, S.Gz., M.P.H menyoroti pemberian susu UHT dalam Program Makan Bergizi Gratis karena dinilai membahayakan kesehatan anak-anak karena kadar gula yang tinggi.
"Jika ingin memberikan protein tambahan bisa dari hewani seperti telur dan ikan yang membuat makanan yang disajikan lebih bergizi," terang Farah, Rabu, 8 Januari 2025.
Farah menilai secara kualitas menu makan bergizi gratis sudah sesuai dengan gizi seimbang. Namun ia menyayangkan adanya susu UHT dengan berbagai rasa.
"Kandungan gulanya sangat tinggi, takutnya bukannya sehat tapi malah stunting," jelasnya.
Gula yang tinggi membuat obesitas pada anak akan semakin tinggi. Farah juga menilai susu bukan sebagai penyempurna.
"Sebagai salah satu sumber protein, artinya susu bisa digantikan dengan sumber protein lainnya," terangnya.
Farah menjelaskan, makan bergizi gratis masih sesuai dengan anjuran sekali makan yang tercantum dalam Isi Piringku.
"Kalau tercantum dalam Isi Piringku karena sayurnya mungkin hanya 3 sendok makan aja, sedangkan kalau di Isi Piringku sayur yang dianjurkan sebesar sepertiga piring," jelasnya.
Farah menilai sayur merupakan sumber vitamin dan mineral yang menunjang sistem imunitas atau kekebalan tubuh anak.
"Sehingga lebih rendah risiko untuk mengalami infeksi," pungkasnya.(*)