KETIK, SURABAYA – Beberapa hewan ternak di Tuban Jawa Timur dilaporkan mengalami Lumpy Skin Disease (LSD). Kondisi ini membuat Dinas Peternakan Jatim langsung menggelar Rapat Evaluasi Akhir Pengendalian Penyakit Hewan Menular Setrategis (PHMS), Kamis, 28 November 2024.
"Pertemuan ini rmemang di akhir tahun, yang harus melakukan evaluasi terhadap persoalan bagaimana mengendalikan penyakit hewan menular selain Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)," ujar Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono.
Menurutnya, PMK sudah pada posisi terkendali, tetapi ada penyakit lain yang memang perlu diwaspadai salah satunya LSD.
"Antisipasi kedepan seperti apa, lalu kita ada kebijakan yang harus memperkuat koordinasi kerja sama dan sharing anggaran dengan provinsi," katanya.
Adhy menambahkan, terkait dengan anggaran, bahwa di 2025 memang ada perubahan kebijakan pengalokasian anggaran dekonsentrasi dari pusat.
"Tentu kita tidak mau bahwa proses-proses untuk pengendalian penyakit hewan menular bisa terganggu. Apalagi Jawa Tinur sebagai pemasok daging dan susu nasional, kami tidak ingin karena ada penyakit menjadi terganggu," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Jatim Indyah Aryani mengatakan saat ini LSD di Jatim sudah terkendali. Menurutnya,, kasus itu tidak banyak di Jawa Timur.
"Kami sudah lakukan vaksinasi di kabupaten kota. Memang jumlahnya belum banyak sehingga kami melakukan sharing anggaran dengan kabupaten/kota," pungkasnya. (*)