KETIK, SURABAYA – Memasuki era modern seperti saat ini banyak masyarakat memilih untuk belanja online. Selain mudah, konsumen juga bisa dengan gampang membandingkan harga dari penjual lainnya.
Kondisi ini juga yang membuat hari belanja online nasional (Harbolnas) kini masuk dalam agenda tahunan besar.
"Harbolnas mencerminkan perubahan perilaku konsumen yang semakin bergeser ke arah digitalisasi, dengan semakin banyak orang memilih kenyamanan dan efisiensi belanja online daripada metode tradisional,' ucap Kepala Departemen Manajemen Bisnis ITS Berto Mulia Wibawa kepada Ketik.co.id, Kamis, 12 Deseber 2024.
Berto menjelaskan, didukung adaya promosi menggiurkan seperti potongan harga yang signifikan, serta keuntungan seperti pengiriman gratis atau tarif ekonomis dan waktu pengiriman yang lebih cepat membuat konsumen akan tertarik untuk belanja online.
"Harbolnas kini menjadi pendorong utama bagi pedagang online untuk meningkatkan penjualannya secara drastis," terangnya.
Selain itu, fenomena ini juga berperan penting dalam memperkuat kesadaran publik tentang keunggulan berbelanja secara digital.
"Sehingga mendorong konsumen untuk mengadopsi transaksi online sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari yang lebih praktis dan efisien," ucap pria yang menjadi dosen dalam keilmuan Entrepreneurial Marketing.
Berto menjelaskan perkembangan jualan online di Indonesia telah mencatatkan lonjakan luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh berbagai faktor strategis.
"Dengan adanya peningkatan penetrasi internet, kemudahan akses melalui perangkat mobile, serta pergeseran gaya hidup masyarakat yang kini lebih memilih kenyamanan berbelanja dari rumah menjadi pendorong utama fenomena ini," ungkapnya.
Dengan banyaknya platform e-commerce dan marketplace yang semakin berkembang memberi peluang besar bagi konsumen dan pedagang untuk bertemu secara digital, menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan dinamis.
"Hal ini didukung adanya sistem pembayaran yang semakin aman dan praktis, serta layanan logistik yang terus diperbarui dan efisien, turut mempercepat penetrasi pasar jualan online," ungkap Berto.
Berto menilai adanya pandemi Covid-19, dengan segala keterbatasannya, justru mempercepat adopsi teknologi ini. Sehingga memaksa masyarakat beralih ke belanja online menjadi solusi utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ini membuktikan betapa esensialnya e-commerce dalam mempertahankan kelangsungan hidup ekonomi di tengah krisis global," jelasnya. (*)